3.6.10

Mengatasi Printer HP D2566 yang Blank

Awal Januari 2010 yang lalu aku membeli sebuah printer dengan harga 400 ribuan, yaitu printer HP D2566. Sungguh awal yang nestapa ketika baru menggunakan untuk mengeprint tinta hitam, bayangkan baru hanya dipakai 10 lembaran, printernya mogok dan hasilnya sungguh sangat menjengkelkan, yaitu hanya garis-garis! (dalam hati aku bergumam, wah aku tertipu HP D2566. Ini diluar perkiraan seperti kata temen-temen, bisa koq dipakai sampai 60-80 halaman untuk ngeprint catrid bawaannya itu.

Tapi itu takmembuatku lantas berkecil hati, aku bertekad bagaimana caranya supaya printku normal dan bisa ngeprint dengan OK! tanya sana-sini akhirnya kutemukan jawaban : "coba aja catridnya direndam di air panas, habis itu isi catridnya dg tintanya baru" kata paklekku dan beberapa temanku. Nasehat itu kulaksanakan dan Alhamdulillah kemudian bisa jalan lagi printernya dan bisa untuk ngeprint ratusan lembar. Tapi yang menjadi masalah adalah Catrid baru yang sudah direfil ini tidak bisa mendeteksi seandainya tinta yanga ada di catrid tinggal sedikit, kalau itu terjadi maka "kiamatlah" catridnya, so bisa dipastikan akan terjadi ngeblank lagi.
Dan kejadian seperti itu berungkali telah kualami dan membuat badan jadi belepotan dengan tinta (bagaimana tidak setiap print blank maka harus ngisi dan sering tumpah serta membuang tinta dengan percuma) seandainya ini terjadi pada anda, pasti jengkel kan? apalagi ngeprintnya dalam kondisi butuh dan mendesak.

Kejengkelan dengan catrid hitam bawaan takberhenti sampai disitu, setelah takrefil kira-kira sampai 5X refill, eh ternyata itu catrid "death" alias mati nggak bisa digunakan, entah benar atau tidak karena itu kata tukang reparasi printer, terlalu keren kalau takkatakan "Dokter Printer" karena menurut penjelajahanku di Google ciri-ciri catridge bawaan punyaku itu belum "death" alias matot (mati total). Akhire saran paklek dan temen-temen yang terdahulu untuk manasi dengan air panas takjalankan lagi, hasilnya nihil dan tanda panah kebawah (yang posisinya disamping power dan tanda silang) selalu berkedip-kedip menyala merah. Karena dalam kondisi mendesak dan sangat butuh akhirnya aku beli catrid hitam baru (duh, mahale hargane 120.000).

Tapi tidak apa2 kalau beli itu ada tujuannya, he3... aku buka rentalan koq yang hasilnya lumayan (doakan ya agar terus jalan dan laris manis, gula kali ah). Dengan semangat yang sumringah aku gunakan catrid baru itu untuk ngeprint beratus-ratus lembar (tentunya dengan senantiasa mengecek agar tintanya gak kehabisan, karena kalau kehabisan ya seperti tadi akan ngeblank) dan Alhamdulillah berjalan normal.
Tapi pada suatu malam pas aku hendak menyelesaikan garapan pelanggan dengan ngeprint hanya 16 lembaran, eh pas kurang dua lembar ngeprint tinta habis, dan alamaaaaaaaaaak terjadi kondisi blank lagi deh. Aku putus asa dan khawatir kalau catridge gak fungsi lagi, sampai 2 hari aku memperbaiki catrid yang blank tersebut, mulai direndam dengan air panas, dijemur dimatahari sampai2 menjelajahi Google gakada cara yang menggambarkan bagaimana mengatasi printer HP D2566 yang dibuat ngeprint blank, sampai-sampai badan capek dan makan nomor 15 lah. Putus asa aku, akhirnya aku buat uji coba, Bismillah : aku ambil panci dan takkasih air sedikit lalu takpanaskan sampai mendidih dan catrid hitam tersebut takrebus sampai beberapa waktu hingga tintanya turun dan mencampur diair. setelah itu takangkat catrid, bersihkan dan keringkan. setelahnya kumasukkan dalam printer dan takuji cobakan, jangan lupa baca "BISMILLAH", akhirnya dengan ijin ALLAH SWT printerku nyala lagi, hore...hore....

ditulis oleh : Imam Sofwan

26.5.10

Sejarah Kelahiran Kabupaten Wonosobo


Wonosobo berasal dari bahasa sansekerta “ WAUNA” dan “SEBA”. WAUNA yang artinya ssebuah tempat /Dusun/Desa yang derajadnya lebih tinggi daripada SIMA, dan sima sendiri merupakan dataran tertinggi daripada Desa, boleh dikata kalau sekarang sebuah Kabupaten. Seba adalah tempat bertemunya para pandita.

Pada zaman dulu Dieng merupakan tempat bertemunya para pandita dari berbagai penjuru Dunia melalui pantai utara Pulau Jawa, kapal yang ditumpangi oleh para pandita merapat melalui dermaga di wilayah Kabupeten Batang, lalu menuju ke Dieng hal tersebut dibuktikan dengan adanya peninggalan purbakala antara lain: Anda Budha, Candi-candi, tingkat bawanda dan barang-barang perhiasan dari emas (menurut Dr. Kusnin seorang arkeologi menuturkan bahwa Dieng merupakan pusat kebudayaan, Hindhu tertua yang bersejarah perlu sekali dilestarikan dan menurut beliau juga, kepustakaan tentang Dieng ada Leiden Belanda).

Permulaan sejarah Wonosobo ditengarai dengan datangnya 3 tokoh pada abad ke 17, yaitu Kyai Kolodete, Kyai Walik, Kyai Karim. Ketiganya datang ke Wonosobo dengan sanak keluarganya. Sesaat itu kondisi Wonosobo masih merupakan hamparan hutan belantara yang amat menakutkan, 2 gunung pengayom mengawasi dari timur, gunung sumbing dan Gunung sindoro, singkat kata jarang orang berani mengarungi hutan kawasan Wonosobo, bebasan “ SATO MARA KEPLAYU, JANMA MARA JATI”.
Tiga tokoh di atas diyakini keberaniannya telah berhasil mendirikan kota Wonosobo dengan peran masing-masing ialah: Kyai Walik sebagai tokoh perancang kota, Kyai Karim sebagai tokoh yang mampu meletakkan sendi-sendi dasar pemerintahan, sementara itu Kyai Kolodete memang tidak begitu jelas peranannya, Namun Kyai Kolodete dikenal sebagai pennguasa di daerah Dataran Tinggi dieng.

Tonggak sejarah Kabupaten Wonosobo dimulai dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Raden Muh. Ngarpah sebagai Bupati pertama dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung(KRT) Setjanegara.
Wonosobo merupakan Kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Kabupaten Batang, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Kebumen.

PENETAPAN HARI JADI WONSOBO
A. Memepertimbangkan bahwa :Hari Jadi” pada hakekatnya merupakan awal daripada sejarah suatu bangsa/Negara dan sejarah itu sendiri merupakan guru abadi bagi suatu Bangsa/Negara/Daerah yang sedang membangun. Disamping itu dengan ditetapkannya Hari Jadi Kabupaten Wonosobo maka diharapkan semangat membangun darahnya dalam rangkaian satu kesatuan dengan pembangunan Negara Republik Indonesia.
B. Tanggal 24 Juli tahun 1825 merupakan hari jadi Wonosobo., berdasarkan hasil penelitian dari fakultas Sastra Indonesia UGM Yogyakarta yang dipimpin oleh Dr. Joko Surya serta hasil seminar tahun 1994 yang diikuti oleh para ahli yang terkait dan para tokoh masyarakat Wonosobo.

TITI MANGSA
Hari jadi Kabupaten wonosobo ditandai dengan Surya Sengkala “PANDHAWA MULAT HASTA NYAWIJI: yang bermakna sebagai berikut:
PANDHAWA bermakna 5
MULAT bermakna 2
HSTA bermakna 8
NYAWIJI bermakna 1
Jadi Pandawa Mulat Hasta Nyawiji (1825) bermakna menyatunya pemimpin daerah kabupaten Wonosobo disimbulkan dengan Muspika Plus ( Bupati, Kodim, Polres, Kejaksaan dan Ketua Pengadilan) merupakan satu kesatuan yang tidak bias dipisahkan dalam membangun Wonosobo.

BUPATI DARI MASA KEMASA
1. KRT SETJONEGORO PERIODE 1825 – 1832
2. Tumenggung R. MANGOENKOESOEMO PERIODE 1832 – 1857
3. Tumenggung R. KERTONEGORO PERIODE 1857 – 1863
4. Tumenggung TJOKROHADISOERDJO PEERODE 1863 – 1869
5. Tumenggung SOERJOHADIKOESOEMO PERIODE 1869 – 1898
6. R. Tumenggung SOERJOHADINEGORO PERIODE 1898 – 1919
7. Adipati R.A SOSROHADIPRODJO PERIODE 1920 – 1944
8. Bupati R. SINGGIH HADIPOERO PERIODE 1944 – 1946
9. Bupati R. SOEMINDRO PERIODE 1946 – 1950
10. Bupati R. KADRI PERIODE 1950 – 1954
11. Bupati R. OENAR SOERJOKOESOEMO PERIODE 1055 –
12. Bupati R. SANGIDI HADISOETIRTO PERIODE 1955 – 1957
13. Kepala Daerah RAPINGOEN WIMBIHADI S PERIODE 1957 – 1959
14. Bupati R. WIBOWO HELLY PERIODE 1960 – 1967
15. Bupati Kepala Daerah Drs. DARIDJAT A.N.S PERIODE 1967 – 1974
16. Pj. Bupati Kepala Daerah R. MARJABAN PERIODE 1974 – 1975
17. Bupati Kepala Daerah Drs. SOEKANTO PERIODE 1975 – 1985
18. Bupati Kepala Daerah Drs. POEDJIHARDJO PERIODE 1985 – 1990
19. Bupati Kepala Daerah H. SOEMADI PERIODE 1990 – 1995
20. Bupati Kepala Daerah Drs. H. MARGONO PERIODE 1995 – 2000
21. Bupati Drs. TRIMAWAN NUGROHADI PERIODE 2000 – 2005
22. Bupat Drs. KHOLIQ ARIF PERIODE 2005 - 2010

KECAMATAN YANG ADA DI WONOSOBO
1. Kecamatan Kejajar
2. Kecamatan Garung
3. Kecamatan Mojotengah
4. Kecamatan Watumalang
5. Kecamatan Wonosobo
6. Kecamatan Selomerto
7. Kecamatan Kertek
8. Kecamatan Leksono
9. Kecamatan Sukoharjo
10. Kecamatan Sapuran
11. Kecamatan Kepil
12. Kecamatan Kalibawang
13. Kecamatan Kaliwiro
14. Kecamatan Wadaslintang
15. Kecamatan Kalikajar.

KAWASAN WISATA WONOSOBO
1. Dataran Tinggi Dieng
- Telaga Warna
- Sumur Jolotundo
- Kawah Candradimuka
- Kawah Sileri
- Candi Dwarawati
- Komplek Candi Pandawa
- Telaga Merdada
- Candi Gatot Kaca
- Candi Bimo
- Candi Gatot Kaca
- Kawah Sikidang
- Telaga Pengilon
- Dieng Platau Theater
- Tuk Bimo Lukar
- Bukit Sikunir dan Telaga Cebong
2. Telaga Menjer di Garung
3. Agro Wisata Tambi di Perkebunan Tambi
4. Taman Rekreasi dan olah Raga Kalianget
5. Kolam Renang Mangli
6. Tirta Ria
7. Air Terjun Sikarim
8. Curug Winong
9. Arung Jeram Watu Tedeng
10. Waduk Wadaslintang

(sumber:catatan Amin Nurita)